Konsep Ksatria

..dibutuhkan banyak manusia dengan jiwa Ksatria, pria wanita atau waria, di dunia..

My Photo
Name:
Location: Jakarte Puset, DKI Warkop, Indonesia

Wednesday, November 29, 2006

Paus John Paul II : ..universal call to holiness..


Pada 1981 Paus John Paul (PJP) II ditembak oleh seorang Turki , sempat kritis dan kemudian PJP II selamat. Dan pada 1983 ia mengunjungi si penembak yang sedang di penjara, melakukan dialog dan memberikan maaf. Sungguh bukan hal yang biasa dilakukan manusia. Dia membina hubungan baik dengan orang yang membencinya atau bahkan yang seharusnya dibencinya.

PJP II telah menjalankan pola seorang ksatria, memberi aura kebaikan kepada musuhnya (si penembak). Saya yakin yang dia lakukan adalah untuk mempengaruhi aura permusuhan yang ada di jiwa si penembak menjadi aura kasih. Dengan demikian si penembak akan berbalik menjadi penyebar kasih kepada lingkungannya.

Beliau telah melakukan banyak hal di dunia ini, kalau mau ditelusuri digoogle. Aspek hidup yang beliau perhatikan sangat luas mulai dari kesenian ekonomi bahkan toleransi antar umat beragama.

Sungguh pola prilaku seperti Beliau sudah dianggap tidak lazim dan mungkin aneh oleh kebanyakan orang jaman sekarang. Why? Kebanyakan orang menganggap sifat balas dendam, iri dengki, sakit hati, permusuhan, adalah sifat alami dan logis manusia. Padahal kalau dipikirkan lebih dalam sifat itu adalah sifat manusia dengan kesadaran hidup yang rendah. Dan jika dibiarkan dan dikembangkan justru akan menghancurkan ras manusia itu sendiri.

Mari kita latih diri untuk mengurangi sifat buruk dengan menghadapi masalah langsung serta selalu mencari solusi sifat yang bijaksana bagi nilai diri kita. Itu tidak akan berubah selama 1 tahun, kita perlu waktu panjang untuk menjadi jiwa ksatria yang suci. Berpikir yang terbaik, berkata yang terbaik, berbuat yang terbaik, dan berdoalah yang terbaik.

Tuesday, November 28, 2006

Muhammad Yunus : "... poverty in the world is an artificial creation"


Bankir juga ahli ekonomi dengan pemikiran super manusiawi yang mengangkat derajat orang-orang miskin di negrinya, Bangladesh. Dia memiliki sebuah konsep dinamai microcredit dimana pinjaman- yang umumnya diberikan kepada orang yang sanggup mengembalikannya nanti- justru diberikan kepada orang-orang berusia produktif namun sama sekali tidak memiliki modal untuk hidup apalagi membuat usaha (Poor people). Tidak peduli seorang pria atau wanita.

Bersama tim di Grameen Bank (grameen : pedesaan), ia berusaha keras mewujudkan penurunan tingkat kemiskinan dengan strategi langsung menyentuh level rendah dalam struktur sosial-ekonomi masyarakat. Pemberian pinjaman berbunga dengan sistem repayment-nya berupa grup solidaritas. Dan penurunan tingkat kemiskinan memang benar-benar dapat terjadi secara perlahan.

Menurutnya kemiskinan bukanlah hal yang tidak dapat dielakkan, dengan mendesain ulang institusi dan kebijakan-kebijakan bank, jumlah orang miskin di negara mana pun bisa diturunkan sehingga pada akhirnya tidak ada lagi orang-orang yang menderita karena kemiskinan. Dunia yang ideal.

Saya kira dia sangat-sangat layak ditiru, dan memang telah banyak ditiru di banyak negara. Sebuah contoh konsep microcredit yang pro orang miskin hingga kini dicoba diaplikasikan di 23 negara dan banyak yang lebih pro wanita miskin. Lebih dari 96% peminjam di Grameen Bank sendiri adalah wanita.

Pertanyaannya, bagaimana menjadi manusia yang tidak mengedepankan kebahagiaan pribadi, tapi lebih mengutamakan kesejahteraan orang banyak. Yah, memang terdengar seperti pelajaran PMP sewaktu SD. Tapi jika hal ini benar-benar terwujud, maka tidak ada lagi keluh kesal kalau kita melihat media informasi yang menayangkan keterpurukan peradaban manusia, dan kita bahagia berada di dunia ini. Senang melihat orang senang, bukan senang melihat orang lain tidak senang.

Muhammad Yunus, seorang ksatria, menjadikan orang lain yang belum tentu dikenalnya mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjalani hidup yang layak. Dia memang layak mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2006, karena pola pikir kata dan perbuatannya bisa mengubah struktur penduduk miskin di dunia, setidaknya telah dimulai dari negerinya.

Thursday, November 09, 2006

Begini (ing) the stories


Idealnya di dunia ini setiap orang hidup bahagia dan sejahtera, kamu pun pasti setuju, tapi riilnya tidak semudah itu. Banyak sekali ditemukan hal-hal janggal dalam hidup kita.Tahu sendirilah apa saja itu.

Kalau kita telusuri penyebabnya kebanyakan manusia sendiri, pola pikir, pola kata, dan pola perbuatannya, yang mengacaukan idealisme "dunia adalah surga bagi setiap mahkluk".
Egoismelah, individualistislah, materialistis, de el el. Apa namanya itu, distorsi antar manusia saja masih sering terjadi, kalau kita baca media, berita politik dunia sudah menyuguhkan banyak kisah kusut antar manusia.

Sejenak perlu direnungi bagaimana mencari solusinya, penyelesaiannya supaya idealisme itu tadi bisa terwujud di bumi yang seharusnya indah ini. Bener lho, bumi ini indah, makanya jangan cepat-cepat ingin mati lalu masuk surga. Mati sahid? Pikirkan 666 kali sebelum melakukannya. Masih banyak cara untuk mencapai surga di dunia dan di akherat.

Balik lagi mengenai solusi, mengapa konsep ksatria? Awalnya tentu kita terbayang seorang ksatria itu sepertinya sosok ideal sekali dalam dunia ini, entah anda terbayang tokoh2 anak-anak seperti Ksatria Baja Hitam RX Bio Robo, atau Gatot Kaca, atau Superman Batman de es be. Tapi sebenarnya ksatria sejati banyak ada dalam kehidupan nyata. Ada yang menganggap Yesus adalah sosok ksatria, Napoleon juga, siapa lagi, Nabi Muhammad iya, Valentino Rossi atau Thierry Henry pun bisa dikatakan seorang ksatria. Dorce bisa juga. Banyaklah.Lihat apa yang mereka lakukan. Mereka mencoba menjadi manusia (atau lebih) dengan benar. Yah, walaupun ada kelemahannya, lihat sisi positifnya.

Dari hasil perenungan saya ada konsep plus '+' yang dijalankan. Pada tanda plus ada garis ke atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. Di tengahnya ada tanda titik. Simbolkan titik itu manusia. Kewajibannya adalah menjaga hubungan baik ke semua arah tadi. Atas, arah kepada leluhur, nabi, dewa, God. Bawah, arah kepada mahkluk yang lebih rendah seperti hewan, tumbuhan, alam terlihat, alam tak terlihat. Kanan, arah kepada sesama manusia yg memiliki hubungan baik, keluarga, teman, pacar. Kiri, arah sesama manusia yg memiliki hubungan kurang baik, musuh, rival, orang tak dikenal.

Kalau saja banyak manusia yang secara ideal bisa menjalankan konsep plus tadi (saya namakan konsep ksatria), tidak ada yang ragu semua orang pasti bahagia dan sejahtera di dunia.

Selanjutnya di blog ini saya akan menampilkan orang-orang, tidak peduli pria wanita, waria homo lesbi, yang menurut penilaian saya melakukan pola hidup dengan konsep ksatria.