Konsep Ksatria

..dibutuhkan banyak manusia dengan jiwa Ksatria, pria wanita atau waria, di dunia..

My Photo
Name:
Location: Jakarte Puset, DKI Warkop, Indonesia

Sunday, May 16, 2010

Old Learner


Setengah hidupmu telah berlalu
Kian benderang ya masa lalu
Setumpuk ambisi jadi nyata
Tersenyum kini pejamkan mata


Tapi skarang berbeda masa
Tak bisa dianggap sama
Banyak hal baru menanti
Pembelajaran sebelum mati

Si Tua..
menyusun kembali asa
membaca lagi realita
merangkul sang pemuda
membagi ilmu bercerita

Tuesday, April 06, 2010

Regenerasi korupsi


Regenerasi korupsi

Padahal udah lama didengungkan kampanye berantas korupsi, pas jaman reformasi istilah KKN udah familiar di telinga orang Indonesia. Tapi apa hasilnya, sampe skarang korupsi masih subur. Ga tau kadarnya udah melemah atau sama aja dengan era-era sebelumnya. Anak muda pun ikut-ikutan melestarikan korupsi alias nilep uang negara masuk ke kantong pribadi.Gayus Tambunan/GT seperti pengakuannya cuma sample kecil, kecil sekali. Pemain lainnya masih banyak dan bisa jadi teman-teman seangkatannya pun pemain serupa, cuma masih beruntung dilindungi Yang Maha Kuasa, mungkin mereka nilep trus sekian persen disedekahin ke badan amal, buat nyimbangin dosa dengan pahala. Itu ga salah, ada sisi benarnya. Yang masalah adalah kenapa budaya nilep uang negara ini makin lestari di jaman 'Ga Bayar Pajak, Apa kata dunia'. Kalo diliat dari proses penangkapannya GT, dia bersikap koperatif dan cenderung akan membantu mengungkap semuanya ke polisi. Biasanya kan kalo ditangkep adalah sedikit perlawanan atau jaim ga ngaku.

Dengan sikap kayak gitu ada kemungkinan GT punya hati untuk menegakkan kebenaran, artinya dia masih ada rasa tanggung jawab atas kesalahannya. Dan kesalahannya itu dia berani pertanggungjawabkan karena pasti ada orang yang lebih harus bertanggung jawab. Orang itu ada di sekitar GT, mulai dari pengacara mata ijo, polisi kolor ijo, hakim ga pake kolor. Mereka bisa dibilang sutrodoro merangkap aktor. Tapi orang-orang ini hanya berbuat pas kasus tertentu aja dan kenapa meraka berani, karena hal kayak gitu udah lumrah dan kalo ga ngelakuin bisa dicap sok suci sama lingkungan sekitar kerjanya. Jadi yang bisa nyelamatin cuma prinsip yang kuat dan teguh, dan berani jadi pelapor atau whistleblower.

Asumsikan GT adalah orang pada umumnya saat mulai kerja di lingkungan pajak. Mau ga mau ia pasti manut pada atasan. Minimal jadi Yes Man, karir dijamin aman. Suatu waktu ketika mulai dikenalkan dengan cara cepat kaya. Orang yang mengarahkan dan mensupport ga lain ya atasan dan lingkungan kerjanya. Kalo udah ada budaya kantor kayak gitu, mau ngelak dan ga ikut nilep pasti susah, cuma kalopun bisa ngelak, jadi aneh sendiri atau kabur ke kantor/perusahaan lain. Posisi orang sejenis GT pasti membaur dalam budaya, dan larut merasakan kesenangan dari nilep dengan mengabaikan prinsip-prinsip agama yang dia pegang.

Apa yang terjadi adalah sebuah regenerasi korupsi, dari genereasi tua kepada anak-anak muda. Semacam ini tidak cuma di kantor pajak, di tempat lain masih banyak terjadi, cuma belum ketauan aja. Siapa yang meneruskan regenerasi ? Dia yang sukses nilep ga ketangkep. Dia udah lihai, skill interpersonal yang tinggi, jiwa entertain tingkat tinggi, dan yang pasti punya rasionalitas sempit, kalo kerja di pajak ga kaya-raya namanya goblok, itu isi otaknya. Bahkan orang pajak yang jujur ngaku tapi ga ketangkep pun punya ide logis yang miris seperti ini, masa' ayam di lumbung padi mati kelaperan, minimal gemuk laah. Maknanya mudah diartikan.

Solusi, ini cuma solusi ngasal aja, kuncinya rekrutasi dan remunerasi. Rekrutasi harus diperketat. Orang yang dipilih untuk masuk di lingkungan pajak harus bener2 berprinsip kuat, kalo memang orang beragama itu berprinsip kuat, pilih orang-orang yang paling kuat agamanya, karena biasanya orang beragama kuat ga berorientasi uang/harta, dia berambisi mengumpulkan prestasi menjalankan amanah Tuhan, jangan pilih orang dengan tingkat toleransi tinggi, etos kerja bisa buyar nanti. Remunerasi, disamakan dengan departemen lain, ga perlu lagi ditambah, karena udah terbukti diremunerasi tingi-tinggi kalo udah mental rakus pasti tetep aja nilep.

Solusi umum, tangkap pelaku nilep, baik yang masih aktif maupun yang udah retire. Maksudnya biar ada shocked terapi buat yang calon nileper. Hukum dengan proporsional, masa' mo biarin nunggu dihukum di neraka. Kalo nunggu biarin hukum di akhirat, orang-orang di bumi ga bisa ngeliat hukumannya kayak gimana, dan bisa2 makin banyak yang ngikut ospek di neraka.

Sekian, piSS for nation.

Friday, March 26, 2010

Bangun Tidur

Udah lama banget ga nulis blog lagi, dan ini saatnya mulai berkreasi lagi, stelah malang melintang di dunia kerja yang benar-benar menghentak, ini adalah waktu yang tepat untuk merangkum berbagai pengalaman2 dalam sebuah blog. Awalnya blog ini emang memaparkan konsep idealis seorang ksatria secara populer, tapi mengikuti perkembangan pola pikir, sepertinya konsepnya harus dimodifikasi jadi sesuatu yang lebih real life experience analisis supaya ga muluk2 amat.

So the first, kenapa mulai nulis lagi..
Ceritanya di dunia kerja yang aneh bin seru memaksa untuk mengurangi daya kalkulasi, karena emang ga banyak hitung-hitungan matematis yang dibutuhkan dalam kerja, lebih banyak sosial dan ngecap skill. Saking banyaknya nilai-nilai sosial yang ditemukan kemudian timbullah pergesekan atau distorsi nilai, yang membuat nilai pribadi harus memutuskan ikut arus yang mana. Ada orang dengan jiwa birokrat yang tinggi, ada juga pengusaha dengan skill sosial yang mempesona, ada juga orang dg mix kedua2nya, or ada juga yang selalu ikut arus kemana yang kuat. Nah dengan menulis diharapkn dapat digali nilai-nilai mana yang cocok dengan kepribadian masing-masing. Karena saya percaya semua prinsip atau nilai tidak ada yang abadi di dunia, yang ada hanyalah perubahan, nilai-nilai agama yang dianggap benar pun pada masanya akan mengalami kemunduran dan diganti oleh yang baru, dan seterusnya begitu.

Jadi enjoy my writing..
ga ada yang paling benar, semuanya bisa benar, semuanya bisa salah, tergantung pake kacamata apa..

Wednesday, November 29, 2006

Paus John Paul II : ..universal call to holiness..


Pada 1981 Paus John Paul (PJP) II ditembak oleh seorang Turki , sempat kritis dan kemudian PJP II selamat. Dan pada 1983 ia mengunjungi si penembak yang sedang di penjara, melakukan dialog dan memberikan maaf. Sungguh bukan hal yang biasa dilakukan manusia. Dia membina hubungan baik dengan orang yang membencinya atau bahkan yang seharusnya dibencinya.

PJP II telah menjalankan pola seorang ksatria, memberi aura kebaikan kepada musuhnya (si penembak). Saya yakin yang dia lakukan adalah untuk mempengaruhi aura permusuhan yang ada di jiwa si penembak menjadi aura kasih. Dengan demikian si penembak akan berbalik menjadi penyebar kasih kepada lingkungannya.

Beliau telah melakukan banyak hal di dunia ini, kalau mau ditelusuri digoogle. Aspek hidup yang beliau perhatikan sangat luas mulai dari kesenian ekonomi bahkan toleransi antar umat beragama.

Sungguh pola prilaku seperti Beliau sudah dianggap tidak lazim dan mungkin aneh oleh kebanyakan orang jaman sekarang. Why? Kebanyakan orang menganggap sifat balas dendam, iri dengki, sakit hati, permusuhan, adalah sifat alami dan logis manusia. Padahal kalau dipikirkan lebih dalam sifat itu adalah sifat manusia dengan kesadaran hidup yang rendah. Dan jika dibiarkan dan dikembangkan justru akan menghancurkan ras manusia itu sendiri.

Mari kita latih diri untuk mengurangi sifat buruk dengan menghadapi masalah langsung serta selalu mencari solusi sifat yang bijaksana bagi nilai diri kita. Itu tidak akan berubah selama 1 tahun, kita perlu waktu panjang untuk menjadi jiwa ksatria yang suci. Berpikir yang terbaik, berkata yang terbaik, berbuat yang terbaik, dan berdoalah yang terbaik.

Tuesday, November 28, 2006

Muhammad Yunus : "... poverty in the world is an artificial creation"


Bankir juga ahli ekonomi dengan pemikiran super manusiawi yang mengangkat derajat orang-orang miskin di negrinya, Bangladesh. Dia memiliki sebuah konsep dinamai microcredit dimana pinjaman- yang umumnya diberikan kepada orang yang sanggup mengembalikannya nanti- justru diberikan kepada orang-orang berusia produktif namun sama sekali tidak memiliki modal untuk hidup apalagi membuat usaha (Poor people). Tidak peduli seorang pria atau wanita.

Bersama tim di Grameen Bank (grameen : pedesaan), ia berusaha keras mewujudkan penurunan tingkat kemiskinan dengan strategi langsung menyentuh level rendah dalam struktur sosial-ekonomi masyarakat. Pemberian pinjaman berbunga dengan sistem repayment-nya berupa grup solidaritas. Dan penurunan tingkat kemiskinan memang benar-benar dapat terjadi secara perlahan.

Menurutnya kemiskinan bukanlah hal yang tidak dapat dielakkan, dengan mendesain ulang institusi dan kebijakan-kebijakan bank, jumlah orang miskin di negara mana pun bisa diturunkan sehingga pada akhirnya tidak ada lagi orang-orang yang menderita karena kemiskinan. Dunia yang ideal.

Saya kira dia sangat-sangat layak ditiru, dan memang telah banyak ditiru di banyak negara. Sebuah contoh konsep microcredit yang pro orang miskin hingga kini dicoba diaplikasikan di 23 negara dan banyak yang lebih pro wanita miskin. Lebih dari 96% peminjam di Grameen Bank sendiri adalah wanita.

Pertanyaannya, bagaimana menjadi manusia yang tidak mengedepankan kebahagiaan pribadi, tapi lebih mengutamakan kesejahteraan orang banyak. Yah, memang terdengar seperti pelajaran PMP sewaktu SD. Tapi jika hal ini benar-benar terwujud, maka tidak ada lagi keluh kesal kalau kita melihat media informasi yang menayangkan keterpurukan peradaban manusia, dan kita bahagia berada di dunia ini. Senang melihat orang senang, bukan senang melihat orang lain tidak senang.

Muhammad Yunus, seorang ksatria, menjadikan orang lain yang belum tentu dikenalnya mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjalani hidup yang layak. Dia memang layak mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2006, karena pola pikir kata dan perbuatannya bisa mengubah struktur penduduk miskin di dunia, setidaknya telah dimulai dari negerinya.

Thursday, November 09, 2006

Begini (ing) the stories


Idealnya di dunia ini setiap orang hidup bahagia dan sejahtera, kamu pun pasti setuju, tapi riilnya tidak semudah itu. Banyak sekali ditemukan hal-hal janggal dalam hidup kita.Tahu sendirilah apa saja itu.

Kalau kita telusuri penyebabnya kebanyakan manusia sendiri, pola pikir, pola kata, dan pola perbuatannya, yang mengacaukan idealisme "dunia adalah surga bagi setiap mahkluk".
Egoismelah, individualistislah, materialistis, de el el. Apa namanya itu, distorsi antar manusia saja masih sering terjadi, kalau kita baca media, berita politik dunia sudah menyuguhkan banyak kisah kusut antar manusia.

Sejenak perlu direnungi bagaimana mencari solusinya, penyelesaiannya supaya idealisme itu tadi bisa terwujud di bumi yang seharusnya indah ini. Bener lho, bumi ini indah, makanya jangan cepat-cepat ingin mati lalu masuk surga. Mati sahid? Pikirkan 666 kali sebelum melakukannya. Masih banyak cara untuk mencapai surga di dunia dan di akherat.

Balik lagi mengenai solusi, mengapa konsep ksatria? Awalnya tentu kita terbayang seorang ksatria itu sepertinya sosok ideal sekali dalam dunia ini, entah anda terbayang tokoh2 anak-anak seperti Ksatria Baja Hitam RX Bio Robo, atau Gatot Kaca, atau Superman Batman de es be. Tapi sebenarnya ksatria sejati banyak ada dalam kehidupan nyata. Ada yang menganggap Yesus adalah sosok ksatria, Napoleon juga, siapa lagi, Nabi Muhammad iya, Valentino Rossi atau Thierry Henry pun bisa dikatakan seorang ksatria. Dorce bisa juga. Banyaklah.Lihat apa yang mereka lakukan. Mereka mencoba menjadi manusia (atau lebih) dengan benar. Yah, walaupun ada kelemahannya, lihat sisi positifnya.

Dari hasil perenungan saya ada konsep plus '+' yang dijalankan. Pada tanda plus ada garis ke atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. Di tengahnya ada tanda titik. Simbolkan titik itu manusia. Kewajibannya adalah menjaga hubungan baik ke semua arah tadi. Atas, arah kepada leluhur, nabi, dewa, God. Bawah, arah kepada mahkluk yang lebih rendah seperti hewan, tumbuhan, alam terlihat, alam tak terlihat. Kanan, arah kepada sesama manusia yg memiliki hubungan baik, keluarga, teman, pacar. Kiri, arah sesama manusia yg memiliki hubungan kurang baik, musuh, rival, orang tak dikenal.

Kalau saja banyak manusia yang secara ideal bisa menjalankan konsep plus tadi (saya namakan konsep ksatria), tidak ada yang ragu semua orang pasti bahagia dan sejahtera di dunia.

Selanjutnya di blog ini saya akan menampilkan orang-orang, tidak peduli pria wanita, waria homo lesbi, yang menurut penilaian saya melakukan pola hidup dengan konsep ksatria.