Konsep Ksatria

..dibutuhkan banyak manusia dengan jiwa Ksatria, pria wanita atau waria, di dunia..

My Photo
Name:
Location: Jakarte Puset, DKI Warkop, Indonesia

Tuesday, November 28, 2006

Muhammad Yunus : "... poverty in the world is an artificial creation"


Bankir juga ahli ekonomi dengan pemikiran super manusiawi yang mengangkat derajat orang-orang miskin di negrinya, Bangladesh. Dia memiliki sebuah konsep dinamai microcredit dimana pinjaman- yang umumnya diberikan kepada orang yang sanggup mengembalikannya nanti- justru diberikan kepada orang-orang berusia produktif namun sama sekali tidak memiliki modal untuk hidup apalagi membuat usaha (Poor people). Tidak peduli seorang pria atau wanita.

Bersama tim di Grameen Bank (grameen : pedesaan), ia berusaha keras mewujudkan penurunan tingkat kemiskinan dengan strategi langsung menyentuh level rendah dalam struktur sosial-ekonomi masyarakat. Pemberian pinjaman berbunga dengan sistem repayment-nya berupa grup solidaritas. Dan penurunan tingkat kemiskinan memang benar-benar dapat terjadi secara perlahan.

Menurutnya kemiskinan bukanlah hal yang tidak dapat dielakkan, dengan mendesain ulang institusi dan kebijakan-kebijakan bank, jumlah orang miskin di negara mana pun bisa diturunkan sehingga pada akhirnya tidak ada lagi orang-orang yang menderita karena kemiskinan. Dunia yang ideal.

Saya kira dia sangat-sangat layak ditiru, dan memang telah banyak ditiru di banyak negara. Sebuah contoh konsep microcredit yang pro orang miskin hingga kini dicoba diaplikasikan di 23 negara dan banyak yang lebih pro wanita miskin. Lebih dari 96% peminjam di Grameen Bank sendiri adalah wanita.

Pertanyaannya, bagaimana menjadi manusia yang tidak mengedepankan kebahagiaan pribadi, tapi lebih mengutamakan kesejahteraan orang banyak. Yah, memang terdengar seperti pelajaran PMP sewaktu SD. Tapi jika hal ini benar-benar terwujud, maka tidak ada lagi keluh kesal kalau kita melihat media informasi yang menayangkan keterpurukan peradaban manusia, dan kita bahagia berada di dunia ini. Senang melihat orang senang, bukan senang melihat orang lain tidak senang.

Muhammad Yunus, seorang ksatria, menjadikan orang lain yang belum tentu dikenalnya mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjalani hidup yang layak. Dia memang layak mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2006, karena pola pikir kata dan perbuatannya bisa mengubah struktur penduduk miskin di dunia, setidaknya telah dimulai dari negerinya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home